Pagi tu aku dipanggil pimpinan. Aku mendapat tugas selama satu minggu di Yogyakarta. Wah asyik nich. Dalam hati aku berpikir pasti bisa menyelesaikan tugas dalam waktu kurang dari satu minggu. Jadi ada waktu untuk jalan-jalan.
Ternyata aku tidak pergi sendiri. Aku ke Jogja bersama seorang karyawati yang lebih senior. Namanya Melvi. Aku biasa memanggilnya Mbak Melvi, karena ia lebih tua dari aku. Usianya sekitar 35 tahun. Mbak Melvi sudah berkeluarga. Suaminya seorang pilot yang biasa melayani rute luar negeri. Sehingga jarang di rumah. Itu semua aku ketahui dari teman-teman di kantor. Dari mereka pula aku tahu bahwa Mbak Melvi tinggal bersama ibu dan anaknya yang masih berusia sekitar tiga tahun. Selama ini hubunganku dengan Mbak Melvi baik. Sebab selain supel, Mbak Melvi juga suka membantu teman. Itulah sebabnya aku no problem bertugas dengannya.
Pagi itu kami janjian ketemu di bandara. Sambil menunggu Mbak Melvi aku mampir di KFC. Tak beberapa lama Mbak Melvi datang.
�Hai, sudah lama menunggu,�sapanya
�Ah tidak Mbak,�jawabku sambil menawarkan untuk makan bareng.
Aku agak tertegun melihat penampilam Mbak Melvi pagi itu. Ia memang cantik, kulitnya putih mulus. Maklumlah istri pilot umumnya memang cantik. Tapi pagi itu penampilan Mbak Melvi bukan hanya cantik, tapi juga sexy. Ia mengenakan t shirt ketat warna putih, sehingga dadanya terlihat begitu menonjol. Aku menduga ukuranya 36 B. Apalagi Mbak Melvi memakai bra warna hitam.
Aku langsung mengajak Mak Melvi untuk chek in pesawat. Maksudku agar pikiran kotor tidak terlalu lama berada di dalam otakku. Tapi saat berjalan aku kembali melihat pemandangan indah. Mbak Melvi mengenakan celana panjang ketat. Pantatnya yang bulat dan kencang jelas terlihat. Aku jadi lebih ser-seran saat melihat bayangan celana dalamnya yang membentuk garis segi tiga. Dengan penampilan seperti itu, Mbak Sivi terlihat jauh lebih muda dari usianya. Tidak ada yang tahu bahwa ia sudah punya anak.
Tak beberapa lama kemudian kami sudah terbang menuju Yogyakarta. Dalam perjalanan kami ngobrol.
�Wah, harusnya Mbak Melvi bisa gratis dong kalau naik pesawat, kan suami Mbak pilot,�ujarku membuka pembicaraan.
�Ah, nggak juga. Apalagi suamiku melayani rute luar negeri,�jawabnya.
Pembicaraan kami terus berlangsung. Terkadang menyinggung masalah keluarga. Dari situlah aku tahu bahwa suami Mbak Melvi lebih sering diluar rumah. Dalam sebulan mungkin hanya satu minggu suami Mbak Melvi di rumah. Selebihnya terbang. Bahkan pernah suami Mbak Melvi berada di luar negeri selama hampir dua bulan.
Beberapa saat kemudian pesawat kami mendarat di Yogyakarta. Jarak Jakarta-Yoryakarta memang hanya 45 menit perjalanan udara. Kami dijemput oleh karyawan kantor cabang Yogyakarta. Selanjutnya langsung diatar ke hotel. Selanjutnya semua berjalan seperti biasa. Setiap hari aku dan Mbak Melvi ke kantor cabang Jogja untuk menyelesaikan tugas. Tidak ada yang aneh.
Yang aneh adalah selama di Jogja hampir setiap malam aku onani. Sebab setiap malam aku melihat Mbak Melvi berpakaian sexy. Setiap malam kami makam di warung lesehan Malioboro. Namanya juga ke Jogja, kalau nggak makam di Malioboro rasanya nggak afdol. Dari hotel kami naik becak kadang naik andong. Selama perjalanan becak atau andong sering ajrut-ajrutan. Sehingga aku yang duduk disamping Mbak Melvi bisa menyaksikan pemandangan indah. Buah dada Mbak Melvi yang montok itu bergoyang-goyang. Ingin rasanya aku meremas-erman buah dada yang montok itu. Dan ujung-ujungnya aku onani di kamar mandi hotel.
Begitulah selama empat hari aku dan Mbak Melvi menyelesaikan tugas di Jogja. Tidak ada yang terjadi selain aku sering onani di kamar mandi hotel sambil membayangkan tubuh Mbak Melvi. Tepat seperti yang kami rencanakan, tugas kami selesai lebih cepat dan kami berencana akan jalan-jalan ke pasar Bringharjo membeli batik pesanan teman-teman sambil melihat-lihat kota Jogja.
Setelah seharian berjalan-jalan kami capek juga. Mbak Melvi memborong banyak baju batik dan cindera mata lainnya. Bawaan kami jadi setumpuk.
�Wan aku titip belanjaanku dulu ya, aku mau ke ATM sebentar,�kata Mbak Melvi saat akan masuk ke hotel.
�OK Mbak�jawabku singkat sambil masuk hotel.
Sesampai di kamar aku mau langsung tidur. Tapi sebelumnya mandi dulu. Dan lagi-lagi aku onani sambil membayangkan tubuh Mbak Melvi yang sintal itu. Setelah selesai aku keluar kamar mandi sambil tetap telanjang. Betapa kegetnya aku saat keluar kamar mandi. Karena saat itu aku melihat seseorang sedang membongkar barang bawaanku. Ternyata Mbak Melvi sedang mengambil batik dan cindera mata yang ia titipkan padaku.
�Aduh, maaf Wan, aku masuk kamarmu,�ujar Mbak Melvi
�Nggak pa-pa mbak,�ujarku gugup
Melihat aku telanjang bulat seperti itu Mbak Melvi jadi salah tingkah. Tapi anehnya Mbak Melvi tidak berusaha menutup muka atau memalingkan mukanya. Bahkan matanya tertuju pada tubuhku yang polos tanpa selembar benang itu. Sesekali ia melirik penisku yang agak tegang.
�Tadi aku ketuk pintu berkali-kali tapi tidak ada jawaban, jadi aku langsung saja masuk. Ya sudah aku balik ke kamar dulu,�jawabnya sambil buru-buru pergi meninggalkan kamarku. Aku hanya diam tertegun. Aku merasa ada kenikmatan tersendiri saat berdiri telajang di depan Mbak Melvi. Ingin rasanya aku mengulangi hal itu, berdiri telanjang bulat di depan Mbak Melvi.
Aku merapikan barang-barang bawaanku sambil siap-siap untuk chek out besok pagi. Saat memasukkan oleh-oleh, ternyata ada beberapa batik milik Mbak Melvi yang masih berada di tasku. Mungkin karena tadi ia terburu-buru, jadi ada yang tertinggal.
Setelah berpakaian aku berniat mengantarkan batik milik Mbak Melvi. Sambil sekalian keluar cari makan. Aku ketuk pintu kamar Mbak Melvi, tapi tidak ada jawaban. Sampai tiga kali aku mengetuk masih belum ada jawaban. Ternyata pintunya tidak terkunci. Perlahan-lahan aku masuk. Aku terkejut saat masuk, sebab aku mendengar seseorang sedang mendesah-desah. Aku beranikan diri berjalan menuju tempat tidur.
Betapa terkejutnya aku saat melihat pemandangan di atas tempat tidur. Mbak Melvi sedang tidur terlentang tanpa sehelai benang menempel di tubuhnya. Ia memejamkam mata sambil tangannya mengelus-elus vaginanya. Aku berdiri di samping tempat tidur. Aku menikmati pemandangan indah itu. Mbak Melvi memang cantik. Kulitnya putih bersih mulus. Kini aku bisa melihat dari dekat ia telanjang bulat. Buah dadanya yang besar itu kini bisa aku saksikan secara langsung. Putingnya yang coklat kemerahan tampak mengacung. Mungkin Mbak Melvi sedang horny berat.
Tangannya tak henti-hentinya mengelus-elus vaginanya yang tertutup rambut kemaluan yang cukup lebat. Kadang kala ia memasukkan jarinya ke dalam vaginanya. Melihat hal itu penisku langsung berdiri. Aku memberanikan diri mendekatinya. Perlahan aku duduk disampingnya. Mbak Melvi masih memejamkan mata, sehingga ia tidak mengetahui kehadiranku.
Aku beraniknan diri memegang buah dadanya. Kepalang tanggun pikirku. Aku tak mampu lagi menahan geloraku untuk menyentuh tubuh Mbak Melvi. Dengan gemetar tanganku menyentuh buah dada Mbak Melvi. Ah�nikmat sekali saat tanganku menyentuh buah dada Mbak Melvi. Aku teruskan dengan mengelus-elusnya. Tak lupa aku juga memilin-milin putting susu yang sudah mancung itu.
Tiba-tiba Mbak Melvi membuka matanya. Aku langsung menghentikan kegiatanku. Aku takut ia akan marah besar melihat kelakuanku.
�Lho, kok berhenti Wan, turusin aja�..�ujarnya sambil menetapku.
�OK Mbak, aku juga suka kok melakukannya,�jawabku sambil kembali mengulang kegiatanku. Kali ini aku tidak hanya mengelus-elus, tapi juga meremas-remas buah dada Mbak Melvi yang montok itu. �Emangnya celanamu nggak kesempitan, tuh burungmu sudah kepingin keluar,�ujar Mbak Melvi saat aku naik ranjang. Mbak Melvi benar, penisku memang sudah tegang. Bahkan sejak dikamarku, penisku sudah ingin keluar dari celanaku. Sebab selama aku membayangkan tubuh Mbak Melvi yang sintal itu, penisku selalu berdiri. Apalagi saat aku melihat Mbak Melvi telajang bulat.
Aku langsung melucuti pakaianku. Kini aku telanjang dan segera naik ranjang. Penisku yang 16 cm itu terlihat tegak lengkap dengan urat-uratnya. Mbak Melvi kemudian bangun dari tidurnya. Ia memintaku untuk tidur terlentang. Selanjutnya ia segera mengulum penisku. Tak bisa aku mengungkapkan dengan kata-kata betapa kenikmatan yang aku rasakan.
�Mbak, aku juga ingin merasakan punyamu,�ujarku.
Mbak Melvi langsung merubah posisinya. Merebahkan tubuhnya diatasku. Ia arahkan vaginanya tepat diatas mukaku. Kami memainkan gaya 69. Mbak Melvi langsung mengocok penisku. Sesekali ia juga mengulum dan menjilati penisku yang sudah berdiri tegak. Ahh�.nikmat sekali rasanya. Mulut Mbak Melvi yang biasanya hanya bisa aku lihat, kini mengulum penisku. Aku sampai merem melek merasakan nikmatnya lidah Mbak Melvi yang bermain-main di sekujur penisku.
Aku pun mengimbanginya dengan menjilati vagina Mbak Melvi. Rambut kemaluannya yang hitam lebat itu terlihat kontras dengan kulitnya yang putih. Segera tercium olehku bau khas vagina. Nafsuku semakin menggelora. Lidahku segera beraksi. Sesekali aku mengigit bibir vagina Mbak Melvi.
�Ahh�.ahh�enak Wan..ahh�terus..ahh..terus sayang�..�ujar Mbak Melvi merasakan jilatanku
Tanganku juga tidak tinggal diam. Pantat Mbak Melvi yang sintal itu aku remas-remas. Kadangkala aku tekan pantat Mbak Melvi sehingga vaginanya menekan mukaku. Dan Mbak Melvi kembali menjerit pelan merasakan kenikmatan di selangkangannya. Terlebih lagi saat aku menjilati clitorisnya.
�Wan�.ahh�ahh�eennaakkk�terruuss�.teruuss..sayyaan ggg�..ahh�.�
Mendengar desahan Mbak Melvi aku semakin memperhebat jilatanku. Tapi tiba-tiba Mbak Melvi memintaku mengentikan jilatanku di vaginanya. Ia juga mencabut penisku dari mulutnya.
�Wan, aku nggak tahan lagi��ujarnya
Ia memintaku tetap tidur terlentang. Selanjutnya Mbak Melvi berlutut di atasku. Ia genggam penisku yang tegang dan mengarahkannya tepat di vaginanya. Selanjutnya perlahan-lahan penisku memasuki liang kenikmatan Mbak Melvi.
�Ahh�.Mbak�ahh�ahh��ujarku saat penisku mulai memasuki vagina Mbak Melvi.
Kenikmatan luar biasa segera aku rasakan. Hingga akhirnya penisku benar-benar masuk seluruhnya di dalam vagina Mbak Melvi. Sambil tersenyum Mbak Melvi membiarkan vaginanya membekap penisku. Selanjutnya pantatnya mula bergerak naik turun.
�Ahh�.enaakkk Mbak�ahh..nikkmaattt��desahku
�Iya�aku juga..ennaakk Wan..�jawab Mbak Melvi
Semakin lama gerakan pantat Mbak Melvi semakian cepat. Aku mengimbanginya dengan menggerakkan pantatku juga naik turun. Sambil terus menyodokkan penisku, tanganku juga bekerja meremas-remas buah dada Mbak Melvi yang bergoyang.
Semakin lama gerakan pantat Mbak Melvi semakin cepat dan tidak beraturan. Matanya terpejam, terlebih saat aku meremas buah dadanya. Mukanya yang putih terlihat memerah. Sambil menjerit pelan ia gerakkan pantatnya naik turun.
�Ahh�Wan�.ahh�.nniikkkmaaatt�.ohhh��jerit Mbak Melvi pelan.
Tiba-tiba Mbak Melvi rubuh. Tubuhnya menindih tubuhku dengan vagina yang masih terisi penisku. Ia memelukkan erat-erat sambil menekan pantatnya dalam-dalam. Aku merasakan ada carian hangat menyemprot penisku. Rupanya Mbak Melvi orgasme.
Beberapa saat kemudian Mbak Melvi mengangkat pantatnya. Ia tidur terlentang disampingku. Nafasnya yang ngos-ngosan pelahan-lahan mulai teratur kembali. Sambil tersenyum aku remas-remas buah dadanya yang montok itu. Mbak Melvi membalasnya dengan meremas-remas penisku yang masih tegang.
�Kenapa sayang, kamu mau main lagi ya,�ujarnya yang aku jawab dengan anggukan kepala
Mbak Melvi tersenyum dan langsung mengambil posisi. Kali ini ia nungging di depanku. Wow, pantatnya yang sexy itu membuat aku tak tahan lagi. Rupanya Mbak Melvi ingin meraskan hunjaman penisku dari belakang.
Aku segera mengarahkan penisku ke vagina Mbak Melvi. Liang nikmat itu terlihat memerah dan basah. Sejenak aku gosok-gosokkan ujung penisku pada vagina Mbak Melvi. Ia membalas dengan mengoyng-goyangkan pantatnya. Selanjutnya aku mulai menggerakan pantatku ke depan seiring dengan masukkan penisku ke dalam laing kenikmatan Mbak Melvi.
�Ohh�Mbak�.nniikkkmmaatt�..�desahku saat penisku memasuki vagina Mbak Melvi.
Aku melanjutkan gerakan pantatku maju mundur. Penisku keluar masuk vagina Mbak Melvi. Kenikmatan luar biasa kembali aku rasakan. Penisku seperti dipijit-pijit. Terlebih lagi Mbak Melvi mulai menggerakkan pantatnya seperti berputar. Ahh�penisku seperti dipilin-pilin rasanya. Aku hanya bisa memejamkan mata sambil terus menyodokkan penisku dalam-dalam.
�Ohh..Mbak�ennaakk�ahh�nniikkkmmaattt�..�desahku tak kuasa merasakan kenikmatan vagina Mbak Melvi
�Iya Wan�.teerrruuss�ahh��ennaakkk�.ahh�.terruuss saayyyaanggg�.�ujar Mbak Melvi
Aku terus memasukkan penisku. Kali ini gerakan pantatku lebih kupercepat. Sesekali aku remas-remas pantat Mbak Melvi yang sexy itu.
Tiba-tiba aku meraskan tubuh Mbak Melvi menegang. Ia menjerit pelan sambil tangannya mencengkeram ujung ranjang.
�Ahh�ahh�aakkuu�kkeellluaarrr�ahh�..�jerit Mbak Melvi sambil matanya terpejam
Mbak Melvi rupanya kembali orgasme. Aku pun merasakan penisku semakin tegang. Cairan hangat yang menyembur dalam vagina Mbak Melvi semakin membuat penisku berdenyut. Dan akhirnya aku tak kuasa menahan spermaku yang ingin segera keluar.
Segera aku percepat gerakan penisku. Semakin lama gerakan penisku semakin cepat. Akupun tak mampu lagi menahan spermaku lebih lama. Akhirnya . Crroott�crroott�ccrrooott.......spermaku muncrat di dalam vagina Mbak Melvi, cairan kental putih itu muncrat banyak sekali. Aku setengah berteriak saat spermaku muncrat.
�Ahh..ahh�nniikkkmaatt�ahh�.�jeritku pelan
Aku diamkan sejenak penisku di dalam liang vagina Mbak Melvi. Nikmat sekali.
"Semprotanmu nikmat sekali Wan,"kata Mbak Melvi.
Selanjutnya aku turun dari ranjang. Aku raih sebotol air mineral sambil mengatur nafasku yang ngos-ngosan. Kemudian aku berbaring di sebelah Mbak Melvi yang juga rebah di ranjang.
�Mbak hebat deh�.mainnya hot banget�.�ujarku
�Kamu juga oke banget��lain kali kita main lagi ya�..yang lebih hot�ujar Mbak Melvi sambil berdiri dan menuju kamar mandi. Aku merasakan tubuhku capek luar biasa. Tanpa terasa tiga jam lebih aku beradu nafsu dengan Mbak Melvi. Dalam keadaan terlentang tanpa terasa aku tertidur.
Tiba-tiba ada yang memukul-mukul mukaku.
�Wan bangun�.sudah siang, kita harus segera chek out,�
Ternyata Mbak Melvi membangunkan aku. Saat kulihat jam sudah menunjukkan pukul 10.15 WIB. Rupanya kami tertidur setelah berburu nafsu semalam. Aku segera bangun dan mengenakan kembali pakaianku. Semalam kami tertidur dalam keadaan telanjang.
Aku langsung kembali ke kamarku. Setelah merapikan barang-barang kami kembali ke Jakarta. Kenangan manis di Yogyakarta itu tak pernah terlupakan. Terlebih lagi perusahaan menganggap tugasku bersama Mbak Melvi berhasil. Aku diangkat menjadi karyawan tetap.
Bukan main senangnya aku menerima surat pengankatan sebagai karyawan tetap. Tapi yang paling menyenangkan aku jadi bisa bertemu Mbak Melvi setiap hari. Dan kenangan manis di Yogyakarta bisa terulang beberapa kali, tentunya saat Mbak Melvi lama tidak bertemu suaminya. Thanks Mbak Melvi aku suka menemanimu.
0 komentar